Keuangan Negara

Secara garis besar,pengeluaran Negara dikelompokkan menjadi dua yakni.
a.pengeluaran rutin
b.pengeluaran pembangunan
A.    Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin adalah segala bentuk pengeluaran pemerintah untuk membayar kebutuhan sehari-hari pemerintah. Pengeluaran rutin dimaksudkan sebagai pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan rutin pemerintahan. Tujuan pengeluaran rutin agar  pemerintah dapat menjalankan misinya dalam rangka menjaga kelancaran penyelenggaraan pemerintah, kegiatan operasional dan pemeliharaan asset  negara, pemenuhan kewajiban  pemerintah  kepada  pihak ketiga, perlindungan  kepada  masyarakat  miskin dan  kurang mampu, serta menjaga stabilitas perekonomian.
 Besarnya pengeluaran rutin dipengaruhi oleh berbagai langkah kebijakanyang ditempuh pemerintah dalam rangka pengelolaan keuangan negara dan stabilitas perekonomian, seperti perbaikan pendapatan aparatur pemerintah,penghematan pembayaran bunga utang, dan pengalihan subsidi agar lebih tepat sasaran. Contoh pengeluaran rutin pemerintah sebagai berikut :

1)      Belanja pegawai, termasuk gaji pegawai negri dan TNI
2)      Belanja barang, seperti perlengkapan dan peralatan kantor
3)      Cicilan hutang, baik hutang luar dan dalam negri
4)      Subsidi daerah otonom
5)      Pengeluaran rutin lainnya adalah subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
6)      Anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan pertahanan keamanan.

B.     Pengeluaran Pembangunan
            Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang digunakan untuk membiayai pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan umum baik pembangunan secara fisik maupun non fisik. Peranan anggaran pembangunan lebih ditekankan pada upaya penciptaan kondisi yang stabil dan kondusif bagi berlangsungnya proses pemulihan ekonomi dengan tetap memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam kaitan dengan pengelolaan APBN secara keseluruhan dengan keterbatasan sumber pembiayaan yang tersedia, maka pencapaian sasaran-sasaran pembangunan harus dilakukan seoptimal mungkin (Nota Keuangan dan APBN, 2004). Sehubungan dengan hal tersebut, formulasi distribusi alokasi dan penentuan besarnya pengeluaran memegang peranan penting dalam pencapaian target kebijakan fiskal. Di samping itu, pengelolaan anggaran pembangunan juga harus tetap ditempatkan sebagai bagian yang utuh dari upaya menciptakan anggaran pendapatan dan belanja negara yang sehat, melalui upaya mengurangi secara bertahap peran pembiayaan yang bersumber dari luar negeri tanpa mengurangi upaya menciptakan pertumbuhan yang berkesinambungan. Pembiayaan pembangunan rupiah dibiayai dari sumber-sumber pembiayaan dalam negeri, dan pinjaman program. Pengelolaan dana tersebut akan dialokasikan kepada departemen dan lembaga pemerintah non departemen di tingkat pusat termasuk Departemen Hankam, dan pemerintah daerah, yang diklasifikasikan ke dalam dana pembangunan yang dikelola oleh instansi pusat, dan dana pembangunan yang dikelola daerah (Djamin, 1993). Dalam rangka menutupi kesenjangan antara kebutuhan pembangunan dengan kemampuan dana dalam negeri, maka pembiyaan proyek masih tetap dibutuhkan. Pada tahun 1999-2004 pembiayaan pembangunan dengan dana yang bersumber dari luar negeri diupayakan untuk secara bertahap dikurangi. Untuk itu, pembiayan proyek harus dimanfaatkan secara lebih optimal terutama bagi kegiatan ekonomi yang produktif dan dilaksanakan secara lebih transparan, efektif dan efesien. Dengan demikian, pemilihan proyek-proyek yang pembiayaan bersumber dari pinjaman luar negeri harus dilakukan berdasarkan prioritas sehingga dapat mendukung penciptaan sasaran. Persentase pembiayaan proyek terhadap PDB terus diupayakan menurun sebagai cerminan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, sekaligus mencerminkan adanya upaya untuk mencapai fiscal sustainability sebagai sasaran strategis dari APBN. Pembiayaan proyek dimanfaatkan untuk pembangunan sumber daya manusia di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial dalam rangka mendukung program jaringan pengaman sosial, penyediaan sarana dan prasarana transportasi, pembangunan di bidang pertanian, tenaga listrik, dan pengairan. Di samping itu juga akan dimanfaatkan untuk pengadaan prasarana pendukung Hankam, telekomunikasi, dan pembangunan prasarana perkotaan.
Secara garis besar,yang termasuk dalam pengeluaran pembangunan diantaranya adalah:
  • Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen/lembaga Negara,diantaranya untuk membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen/lembaga Negara bersangkutan.
  • Pengeluaran pembangunan  untuk anggaran pembangunan daerah( Dati I dan II )
  • Pengeluaran pembangunan lainnya
Inilah beberapa sektor perekonomian yang umumnya terpengaruh oleh besar atau kecilnya pengeluaran negara, antara lain :
·         - Sektor Produksi
- Sektor Distribusi
- Sektor Konsumsi Masyarakat
- Sektor Keseimbangan Perekonomian
BELANJA NEGARA
            APBN Adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara dalam jangka waktu satu tahun yang ditetapkan dengan Undang-undang, serta dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
BELANJA NEGARA, terdiri :
·         Belanja Pemerintah Pusat, meliputi :
·         Belanja Pegawai
·         Belanja Barang
·         Belanja Modal
·         Belanja Bunga dan Pinjaman
·         Subsidi (subsidi energi dan subsidi nonenergi)
·         Belanja Hibah
·         Belanja Bantuan Sosial
·         Belanja lain-lain
Belanja Pemerintah Pusat, dilihat dari sudut pandang organisasi, fungsi dan jenis belanja Transfer ke daerah
a)Dana Perimbangan (DBH, DAU, DAK)
b)Dana Otonomi Khusus
c)Dana Penyesuaian
RPJMP KOTA BANDUNG
Tabel 1. Kebutuhan Total Belanja Langsung dan Belanja Langsung per Kapita
APBD Kota Bandung Tahun 2009-2013

TAHUN

Total Belanja Langsung
(Milyar Rp)
Belanja Langsung perkapita
(Rp/tahun)
2007
            750
         320.411
2008
            878
         370.865
2009
          1.036
         432.169
2010
          1.273
         524.425
2011
          1.492
         607.226
2012
          1.697
         682.305
2013
          1.891
         751.051
Sumber : Hasil Analisis

Tabel 2. Kebutuhan Belanja Langsung APBD Kota Bandung
Tahun 2009-2013 menurut Program Prioritas

TAHUN



·  BandungCerdas


·  BandungSehat


·  BandungMakmur


·  BandungBerprestasi
·  BandungHijau

·  Bandung Kota Seni Budaya
·  Bandung Kota Agamis
·  Reformasi Birokrasi

2007
               66
                86
              38
             262
               298
2008
               58
                82
              36
             286
               417
2009
               83
                83
              44
             299
               528
2010
             117
                98
              56
             378
               625
2011
             137
               114
              68
             459
               714
2012
             149
               131
              80
             541
               796
2013
             154
               148
              93
             626
               871

Tabel 8. Struktur Belanja Pemerintah Kota Bandung Tahun 2003 -2008
(dalam milyar rupiah)

Tahun

Belanja

Belanja Aparatur
Belanja Publik
Belanja Bagi Hasil
Belanja Tak Disangka
Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
2003
945.8
482.7
335.7
114.0
13.6


2004
975.0
396.5
465.1
112.8
0.6


2005
1.114.1
414.5
558.0
111.1
30.4


2006
1.266.1
451.8
639.9
175.1
0.2


2007
1.552.8




984.1
568.7
2008*
2.146.0




1237.2
908.8
Maret
294




206.3
87.7
               Sumber Data : LKPJ AMJ 2003 -2008

Tabel 9. Pendapatan dan Belanja Nominal-Riil  Pemerintah Kota Bandung
Tahun 2003 -2007 (tahun dasar 2003)

Tahun
Pendapatan
(Milyar Rp)
Belanja Langsung (Publik) perkapita (Rp)

Nominal
Riil
Nominal
Riil
2003
        962
         962
  150,655
  150,655
2004
     1,119
      1,027
  208,320
  191,243
2005
     1,123
         891
  245,710
  195,037
2006
     1,398
         957
  278,599
  190,761
2007
     1,686
      1,059
  243,042
  152,661



Tabel 10. Kebutuhan Belanja Langsung APBD Kota Bandung
dan Persentase Belanjang Langsung terhadap APDB
menurut Skenario Ekonomi Normal dan Target

Tahun
Belanja
Langsung
Normal
(%)
Target
(%)
2005
          316
28.2
28.2
2006
          354
25.4
25.4
2007
          750
44.5
44.5
2008
          878
50.1
50.1
2009
       1,036
53.6
51.8
2010
       1,273
59.4
55.8
2011
       1,492
63.4
57.4
2012
       1,697
66.1
57.3
2013
       1,891
68.1
56.0


DAFTAR RINCIAN ALOKASI ANGGARAN K/L (BASELINE),2015-2017 MENURUT FUNGSI (MILIAR RUPIAH)
NO
KODE
FUNGSI
KPJM
2015
KPJM 2016
KPJM 2017
1
01
Pelayanan Umum
182.132,7
186.195,0
190.438,0
2
02
Pertahanan
85.267,1
87.253,4
89.320,3
3
03
Ketertiban dan Keamanan
33.036,1
34.172,5
35.345,3
4
04
Ekonomi
119.714,9
121.458,6
122.960,1
5
05
Lingkungan Hidup
11.777,3
11.964,2
11.860,5
6
06
Perumahan dan Fasilitas Umum
31.786,1
22.354,7
22.767,6
7
07
Kesehatan
12.354,5
12.547,5
12.690,1
8
08
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
2.088,2
2.113,1
2.151,0
9
09
Agama
4.466,7
4.572,6
4.663,6
10
10
Pendidikan dan Kebudayaan
135.827,3
138.638,9
142.024,6
11
11
Perlindungan Sosial
8.350,9
8.671,2
9.032,1
JUMLAH
626.801,6
629.941,6
643.253,3
Sumber           : Kementrian Keuangan



DAFTAR RINCIAN ALOKASI ANGGARAN (BASELINE), 2015-2017 MENURUT ORGANISASI (K/L) (MILIAR RUPIAH)
NO
BA
KEMENTRIAN NEGARA / LEMBAGA
2015
2016
2017
1
01
Majelis Permusyawaratan Rakyat
637,8
670,9
705,8
2
02
Dewan Perwakilan Rakyat
2.915,9
3.054,3
3.199,8
3
04
Badan Pemeriksa Keuangan
2.792,0
2.892,8
2.997,7
4
05
Mahkamah Agung
7.429,0
7.641,7
7.862,2
5
06
Kejaksaan Republik Indonesia
3.959,8
4.091,3
4.225,7
6
07
Kementerian Sekretariat Negara
2.067,3
2.159,3
2.255,8
7
010
Kementerian Dalam Negeri
15.429,5
5.360,7
5.487,7
8
011
Kementerian Luar Negeri
5.222,1
5.405,5
5 .574,1
9
012
Kementerian Pertahanan
85.337,0
87.323,4
89.390,2
10
013
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
7 .553,6
7.836,8
8.132,8
11
015
Kementerian Keuangan
19.358,6
20.031,6
20.651,2
12
018
Kementerian Pertanian
15.993,6
16.472,0
15.689,7
13
019
Kementerian Perindustrian
2.692,3
2.755,7
2.819,7
14
020
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
14.659,5
13.357,3
13.120,6
15
022
Kementerian Perhubungan
40.110,6
4 0.687,3
40.639,2
16
023
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
84.900,8
86.784,5
8 9.387,7
17
024
Kementerian Kesehatan
4 5.321,5
45.838,0
46.395,8
18
025
Kementerian Agama
50.443,8
51.321,8
5 2.001,0
19
026
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
4.051,1
4.187,2
4 .340,3
20
027
Kementerian Sosial
7 .967,2
8.296,4
8 .665,4
21
029
Kementerian Kehutanan
5.318,8
5.388,2
5 .500,6
22
032
Kementerian Kelautan dan Perikanan
5.797,1
6.020,1
6 .244,0
23
033
Kementerian Pekerjaan Umum
77.718,0
8 0.536,5
8 3.430,1
24
034
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
540,1
567,2
5 95,7
25
035
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
333,1
3 49,5
3 66,7
26
036
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
1 91,9
194,4
2 00,6
27
040
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
1.740,8
1.767,4
1.807,0
28
041
Kementerian Badan Usaha Milik Negara
137,9
144,4
151,3
29
042
Kementerian Riset dan Teknologi
629,7
526,2
5 21,0
30
043
Kementerian Lingkungan Hidup
880,3
868,2
627,1
31
044
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
1.474,3
1.383,3
1.422,3
32
047
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
218,5
222,5
2 26,7
33
048
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
165,6
171,7
178,2
34
050
Badan Intelijen Negara
1.370,1
1.439,9
1.513,3
35
051
Lembaga Sandi Negara
1.415,0
1.487,2
1.563,1
36
052
Dewan Ketahanan Nasional
32,5
34,0
3 5,6
NO
BA
KEMENTRIAN NEGARA/ LEMBAGA
2015
2016
2017
37
054
Badan Pusat Statistik
3.683,3
3.792,6
3 .906,6
38
055
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
1.187,8
1.202,0
1.197,7
39
056
Badan Pertanahan Nasional
4.316,2
4.397,0
4.352,9
40
057
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
454,8
475,6
4 97,5
41
059
Kementerian Komunikasi dan Informatika
3.650,5
3.719,9
3.792,2
42
060
Kepolisian Negara Republik Indonesia
42.753,4
44.025,8
45.346,8
43
063
Badan Pengawas Obat dan Makanan
1.164,6
1.198,1
1.233,1
44
064
Lembaga Ketahanan Nasional
337,9
343,4
349,0
45
065
Badan Koordinasi Penanaman Modal
6 29,3
6 53,6
6 79,2
46
066
Badan Narkotika Nasional
812,9
814,5
833,9
47
067
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
1.399,7
1 .471,7
1 .547,5
48
068
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
2.953,3
2.999,9
2 .972,0
49
074
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
71,1
73,7
7 6,4
50
075
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
1.631,2
1 .697,8
1 .767,6
51
076
Komisi Pemilihan Umum
15.485,9
15.523,8
15.563,4
52
077
Mahkamah Konstitusi RI
198,6
208,7
2 19,4
53
078
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
67,8
70,8
7 3,9
54
079
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
1.101,0
1.130,4
1 .159,0
55
080
Badan Tenaga Nuklir Nasional
743,3
769,2
7 96,2
56
081
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
819,3
833,6
845,6
57
082
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
795,1
799,5
805,9
58
083
Badan Informasi Geospasial
842,1
883,5
9 27,2
59
084
Badan Standardisasi Nasional
99,8
104,4
1 09,2
60
085
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
104,9
109,3
113,9
61
086
Lembaga Administrasi Negara
245,4
255,5
2 66,1
62
087
Arsip Nasional Republik Indonesia
128,9
132,4
1 36,0
63
088
Badan Kepegawaian Negara
5 54,0
565,4
577,2
64
089
Kementerian Perdagangan
2.304,1
2 .324,1
2 .389,5
65
090
Kementerian Perdagangan
2.304,1
2 .324,1
2 .389,5
66
091
Kementerian Perumahan Rakyat
4.781,3
5.010,0
5 .249,9
67
092
Kementerian Pemuda dan Olah Raga
1.876,6
1.889,6
1 .910,5
68
093
Komisi Pemberantasan Korupsi
6 36,6
657,2
678,8
69
095
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
7 40,4
760,4
781,2
70
100
Komisi Yudisial Republik Indonesia
85,2
87,0
88,8
71
103
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
945,2
959,8
9 75,2
72
104
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
332,3
341,9
352,2
73
105
Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS)
846,0
847,0
8 48,0
74
106
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
171,3
175,7
180,4
75
107
Badan SAR Nasional
1.557,7
1.630,3
1.706,5
76
108
Komisi Pengawas Persaingan Usaha
99,0
103,2
107,7
77
109
Badan Pengembangan Wilayah Suramadu
395,1
409,4
424,4
78
110
Ombudsman Republik Indonesia
68,6
70,3
72,1
79
111
Badan Nasional Pengelola Perbatasan
194,6
195,2
1 95,8
80
112
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
1.008,3
1.011,0
1.013,7
81
113
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
317,5
334,0
3 18,3
82
114
Sekretariat Kabinet
193,0
200,7
208,8
85
115
Badan Pengawas Pemilihan Umum
3.433,4
3.615,1
3 .805,4
86
116
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
1 .025,3
1.053,8
1.083,6
87
117
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
1.093,8
1.113,3
1 .133,8
88
118
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
393,8
3 95,6
3 97,4
JUMLAH
626.801,6
629.941,6
643.253,3

SUMBER : Kementrian Keuangan, diolah

Tidak ada komentar on "Keuangan Negara

Leave a Reply